Selamat Tinggal Jatinangor


Selamat Tinggal Jatinangor







Temanku pernah bilang, ada satu lagu punya lirik

“Sudah jangan ke Jatinangor…”

Ah, toh cuma sebuah lagu pikirku.  Tapi kini, dunia berputar 180 derajat. Tiga bulan pertama 2020, kita disambut makhluk baru. Siapa? Corona, makhluk tak kasat mata yang kini ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO.

Baru kemarin, aku diantar orang tuaku ke kawasan pelajar ini. Perkuliahan pun baru berjalan sekitar satu bulan, tapi sudah banyak agenda kunjungan dan program kerja yang harus dijalankan.

Tepat 20 tahun pernikahan orang tuaku, aku pulang. Maaf Ma, anakmu nekat menerjang virus mematikan ini. Semoga, kepulanganku tidak menjadi petaka ya untuk kalian di rumah.

Teman-temanku, dari sini aku rindu kalian. Konyol tingkah laku kalian, membuat aku rindu meski kadang kalian menyebalkan. Aku butuh kalian, vitamin kebahagiaan yang membuat aku bisa haha hihi meski berada di semester yang huhu huhu.

Doaku satu, semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Enyahlah kamu corona, jika kamu datang sebagai cobaan, kau akan kami lumpuhkan sesegera mungkin. Bukankah Tuhan tidak akan menguji diluar kesabaran hamba-Nya?

Salamku untuk kalian dan keluarga di rumah. Pesanku, tetap jaga kesehatan dan kebersihan. Tahan hasrat untuk ngopi-ngopi cantik di kafe, 14 hari ini kita #dirumahaja.

Aku berikan penghormatan setingg-tingginya untuk segenap tim medis yang berada di garda terdepan dalam perang melawan Covid-19 ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan kalian berlipat ganda.

Oh iya, untuk kalian driver ojol juga, terima kasih telah membantu kami dengan mengantarkan makanan. Meski penuh resiko, terima kasih telah melayani dengan setulus hati. Semoga nafkah yang kalian cari selalu diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semoga, pandemik ini akan berakhir di Indonesia, Italia, Perancis, dan seluruh penjuru dunia.

Comments

Popular posts from this blog

idk what it is

My Campus Daily Outfit

my greatest teacher